MusikDangdut merupakan salah satu genre musik tradisional Indonesia. Musik India, musik Melayu dan musik Arab sangat mempengaruhi genre musik Dangdut ini sendiri. Musik Dangdut sangat digemari di Indonesia karena lagu-lagu dan musiknya yang merakyat. Tak heran jika lagu Dangdut banyak yang populer bahkan menjadi lagu hits di Indonesia. Musikarumba merupakan perkembangan dari musik. a. keroncong b. dangdut | Latihan Soal Online. Latihan Soal - SD/MI - SMP/MTs - SMA | Kategori: Semua Soal SMA Seni Budaya (Acak) ★ Ujian Semester 2 (UAS / UKK) Seni Budaya SMA Kelas 10. Musik arumba merupakan perkembangan dari musik. a. keroncong. Musiktradisional merupakan bentuk budaya yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, setiap ciri budaya komunitas penciptanya pastilah berkaitan erat dengannya. Selain tari, pakaian dan adat istiadat lainnya, musik daerah juga merupakan salah satu bentuk representasi budaya daerah. SejarahMusik Dangdut Indonesia. Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Ada macam-macam jenis musik, yaitu modern dan tradisional. Kali ini kita akan membahas jenis-jenis musik modern dan contohnya yang berkembang di Indonesia, dalam materi kelas 9 SMP bab 3. Dalam materi seni budaya membahas jenis-jenis musik modern di Indonesia sesuai dengan perkembangan zaman. PEMZ5B. Musik bagi sebagian orang adalah identitas diri. Karenanya, mereka memilih jenis musik tertentu sesuai dengan konsep diri masing-masing. Musik, di lain pihak, memiliki citra yang terbangun dari waktu ke waktu. Dangdut, misalnya. Pada suatu ketika, genre ini dianggap musik kampungan. Kini, image itu perlahan-lahan memudar menyusul beberapa musisi dangdut yang berhasil diterima kalangan atas. Kata dangdut berasal dari suara alat musik gendang yang berbunyi "dang" dan "ndut." Pada awal 1970-an, sebuah artikel majalah menjelaskan, nama musik ini juga dikatakan sebagai sebutan sinis bagi bentuk musik melayu. Waktu itu, musik jenis ini sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja. Dangdut berkembang dari akar musik Melayu sekitar 1940-an. Musik tersebut kemudian dilebur menjadi suatu jenis musik kontemporer yang banyak terpengaruh unsur musik India dan Arab. Pada perkembangan selanjutnya, dangdut terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain. Mulai dari keroncong, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music. Pada 1950 hingga 1960-an banyak berkembang orkes Melayu di Jakarta dan memainkan lagu-lagu Melayu Deli, Sumatra. Di masa inilah, unsur musik India masuk ke tubuh musik Melayu dan melahirkan cikal bakal musik dangdut. Perkembangan dunia perfilman dan situasi politik saat itu yang anti-Barat membuat mudah musik dangdut berkembang. Sejumlah tokoh dari jenis musik ini adalah P. Ramlee dari Malaysia, Said Effendi dengan lagu Seroja, Ellya Khadam dengan gaya panggung seperti penari India, Husein Bawafie sang pencipta tembang Boneka dari India, Munif Bahaswan, serta M. Mashabi pencipta skor film Ratapan Anak Tiri. Tak lama kemudian, masuk pula pengaruh musik rock dari Barat yang kala itu identik dengan suara gitar listrik. Perubahan ini ditandai dengan lahirnya Soneta Group pimpinan Rhoma Irama. Musik dangdut pun memasuki era modern. Saat itu terjadilah persaingan musik rock dan dangdut untuk merebut pasar musik Indonesia. "Perseteruan" rock dan dangdut ini ditandai pula dengan adanya konser duel antara Soneta Grup dan kelompok musik rock God Bless. Seperti disebutkan di atas, pada perkembangannya musik jenis dangdut memang dikenal mudah menerima segala unsur musik lain. Hingga lahirlah subgenre dangdut seperti rock-dut hasil campuran dangdut dan rock. Ada pula pop dangdut hingga house music dangdut. Semuanya memiliki perbedaan, baik dari tempo, ketukan nada dan lain-lain. Dangdut dikenal hingga kini karena kesederhanaan dan kelugasan musik serta lirik yang diusung. Karakter ini memang cocok untuk kalangan masyarakat bawah sehingga dangdut mendapat tempat di hati mereka. Namun, kini keberadaan jenis musik dangdut telah diakui hingga masyarakat kalangan atas. Dalam perjalanan hingga sekarang, dangdut terus memperbaiki imagenya. Mulai dari segi musik dan aksi panggung para musisi dan penyanyi dangdut di atas pentas, hingga cara berpakaian dan berjoget dangdut. Mereka terlihat lebih elegan saat ini. Hasilnya, kini dangdut bisa dinikmati berbagai lapisan masyarakat Tanah Air. Sejumlah artis dan musisi genre musik selain dangdut kini mencoba memadukan pijakan musik mereka dengan dangdut. Ada yang menciptakan lagu dangdut, menyanyikan lagu dangdut, sampai berpindah haluan musik ke dangdut, contohnya adalah penyanyi Denada. Denada adalah seorang penyanyi pop sekaligus rap yang merubah aliran musiknya menjadi dangdut. Bisa jadi karena kecintaannya terhadap musik jenis ini. Grup musik Project Pop, Slank, hingga Dewa 19 pun tidak segan-segan menyanyikan lagu dangdut dengan lantang. Hal ini semakin membuktikan dangdut yang makin membumi. Tidak tanggung-tanggung, musik yang katanya kampungan dan untuk kalangan bawah ini sudah merambah Amerika. Di gelaran bertajuk Dangdut In America ini, seorang pemenang telah terpilih. Pria berkulit hitam asal Amerika Serikat, Arreal Hank Tilghman menjuarai hajatan dangdut tersebut. Kemenangannya ini sekaligus membukukan rekor penyanyi dangdut asing asal Amerika pertama. untuk itu, ia diganjar penghargaan dari MURI atas prestasi yang diukir di ajang tersebut. Hal ini juga membuktikan bahwa dangdut kini diterima berbagai kalangan bahkan mendunia.Bjk* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Dangdut merupakan salah satu genre musik tradisional populer dari Indonesia yang berakar pada musik-musik Malay, Hindustani, dan Arab. Unsur Arab pada genre musik ini muncul dari pedagang-pedagang yang berasal dari Gujarat seiring dengan penyebaran agama Islam oleh mereka. Selain dari pedagang Gujarat, yang menjadi pengaruh besar lainnya adalah musik-musik India yang digunakan dalam film-film Bollywood, sebelum akhirnya sejarah musik dangdut dimulai pada tahun 1968. Genre musik ini amat sangat populer karena vokalnya dan instrumen yang digunakan sangat melodis, terutama tabla. Perjalanan Musik Dangdut di Indonesia Pada tahun 635, sangat banyak saudagar-saudagar Arab yang muncul di Indonesia. Meskipun tujuan awal mereka adalah berdagang, mereka juga menyelipkan beberapa ilmu tentang Islam dimana ini juga menjadi awal penyebaran agama Islam di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya agama Islam, para saudagar dari Arab ini juga memperkenalkan Qasidah. Qasidah yang awalnya diperkenalkan oleh saudagar Arab kembali diperkuat dengan munculnya saudagar dari Gujarat pada tahun 900 hingga tahun 1200 dan disusul oleh saudagar dari Persia pada tahun 1300 hingga tahun 1600. Pada tahun 1870, musik dangdut masih terus dierami dengan masuknya tren alat musik bernama Gambus yang berasal dari Arab. Alat musik tersebut memiliki bentuk seperti gitar, tapi suaranya rendah. Alat musik ini masuk bersamaan dengan migrasinya orang-orang Arab dengan marga Hadramaut dan orang Mesir setelah dibukanya terusan Suez dan dibangunnya pelabuhan Tanjung Priok tahun 1877 serta saat Koninklijke Paketvaart Maatschappij Perusahaan Pelayaran Kerajaan KPM pada tahun 1888. Saat itu, para musisi Arab menggunakan gambus sebagai iringan saat mendendangkan musik mereka. Pada awal abad ke-20, lagu dengan iringan gambus menjadi sangat terkenal di kalangan masyarakat Arab-Indonesia. Melihat perkembangan musik gambus ini, Syech Albar yang merupakan ayah dari musisi Ahmad Albar memutuskan untuk membuat sebuah orkes gambus yang bermarkas di Surabaya. Kesuksesan orkes gambus milik Syech Albar ini membawanya melakukan rekaman dengan media piringan hitam dan Columbia yang terjual sangat cepat di Singapura dan Malaysia pada tahun 1930. Satu tahun kemudian, musik Melayu Deli muncul di Sumatera Utara pada tahun 1940 dan diprakarsai oleh Muhammad Mashabi bersama dengan Husein Bawafie. Musik ini lalu berkembang terus ke Jakarta bersamaan dengan dibentuknya Orkes Melayu. Aliran musik baru masuk lagi ke Indonesia pada tahun 1950. Musik yang dibawa oleh Edmundo Ros, Xavier Cugat, Perez Prado, dan Los Panchos merupakan musik Amerika Latin yang kemudian menjadi lekat dengan telinga orang Indonesia. Pada masa ini, sejarah musik dangdut kembali berubah karena musiknya sudah berbeda jauh dengan musik Melayu yang menjadi acuannya meski masih terasa gaya Melayu di dalamnya. Sebenarnya pupuk-pupuk dangdut telah muncul sejak lahirnya musik Melayu Deli pada 1940. Hal ini terjadi karena beberapa orang senang bereksperimen dengan aliran-aliran musik yang pernah ada di Indonesia seperti musik India. Perkembangan ini juga semakin pesat karena didorong dengan politik anti-Barat yang selalu dicetuskan oleh Soekarno. Masa ini mencatat nama-nama besar seperti Said Effendi dengan lagu Seroja-nya, P. Ramlee dari Malaya serta Husein Bawafie yang merupakan salah satu penulis lagu terkenal. Pada tahun 1968 akhirnya musik dangdut telah selesai digodok dan mulai muncul ke permukaan. Salah satu tokoh kunci dalam lahirnya musik dangdut ini adalah Rhoma Irama dengan Soneta Group pimpinannya. Dua tahun kemudian mulai muncul nama-nama yang sampai sekarang masih terkenal seperti Mansyur S., A. Rafiq, dan Muchsin Alatas. Pada tahun 1970 juga dangdut menjadi jauh lebih modern karena politik Indonesia pada masa itu mulai ramah terhadap budaya-budaya yang dibawa dari Barat seperti gitar listrik, perkusi, saksofon, dan organ elektrik. Alat-alat musik baru tersebut semakin membuka peluang variasi bagi musik dangdut ini. Pada tahun 1970-an juga mula ada pengaruh musik rock dalam cara permainan gitar untuk dangdut, sehingga masa itu juga menjadi medan perang antara rock dengan dangdut. Karena perang ini juga sempat diadakan konser “duel” God Bless melawan Soneta Group. Hal-hal tersebut yang mengubah dangdut dan memisahkannya dengan musik Melayu secara keseluruhan. Sekitar akhir 1970-an juga muncul variasi baru dari dangdut, yaitu dangdut humor dan dimotori oleh sebuah orkes melayu yang bernama Pancaran Sinar Petromaks PSP. PSP sendiri berawal dengan gaya melayu deli untuk membantu perkembangan musik dangdut agar bisa lebih dinikmati oleh para mahasiswa. Variasi dangdut ini terus berlanjut oleh Pengantar Minum Racun PMR pada paruh akhir dekade 1980 dan Pemuda Harapan Bangsa PHB di tahun 2000-an. Pada tahun 2000, muncul lagi variasi baru yang mewarnai sejarah musik dangdut yaitu dangdut koplo. Baru setelah tahun 2002 variasi ini mulai menggoyang kancah dunia perdangdutan dengan kesuksesannya yang diprakarsai oleh vcd bajakan yang luar biasa murah. Murahnya vcd bajakan dangdut koplo ini menjadi alternatif hiburan bagi masyarakat dengan tingkat perekonomian menengah kebawah jika dibandingkan dengan mahalnya harga vcd/dvd original milik artis-artis nasional. Hal lain yang membuat dangdut koplo ini terkenal adalah fenomena Inul Daratista dengan “goyang ngebor” nya terlebih setelah ia mulai muncul di layar kaca Indonesia. Dengan setiap hal baru, tentu saja muncul pro kontra dimana kali ini kontra muncul dari Rhoma Irama yang menentang Inul dan goyang ngebornya karena ia berpendapat bisa terjadi dekadensi moral. Terlepas dari seluruh kontroversinya, dangdut koplo sebagai variasi tetap bisa hidup hingga saat ini. Navigasi tulisan Let's Practice!

musik dangdut merupakan perkembangan dari musik tradisional